Teori-teori Belajar dan Pengertiannya
Semua orang belajar, baik bayi, anak-anak hingga orang dewasa sekalipun. Saat ini, ada banyak sekali teori-teori belajar yang dijelaskan dalam berbagai studi. Tapi pada dasarnya, belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang atau individu secara sadar untuk mendapatkan perubahan dari yang tadinya tidak tahu kemudian menjadi tahu, tidak ahli menjadi ahli, salah menjadi benar dalam melakukan sesuatu. Tak hanya mendapatkan informasi atau memetakan pengetahuan, ternyata definisi belajar beserta teori-teorinya sangatlah luas. Hal paling penting adalah bagaimana caranya mendapatkan manfaat dari proses belajar yang dilakukan.
Sedangkan pembelajaran sendiri adalah suatu sistem yang pokok utamanya adalah membantu individu untuk berinteraksi dengan materi atau sumber belajar agar hasil penyerapan informasi semakin maksimal. Setelah memahami tentang definisi belajar, lantas apa yang dimaksud dengan teori? Teori merupakan seperangkat asas yang didalamnya tersusun konsep, ide, prinsip dan prosedur yang terdiri dari beberapa atau satu varibel yang saling berkaitan dan dapat diuji, dianalisis, dibuktikan dan dipelajari. Jadi teori belajar merupakan suatu teori yang isinya mengandung tata cara penerapan atau pengaplikasian proses kegiatan belajar mengajar antara siswa dengan gurunya sekaligus rancangan metode dan konsep pembelajaran yang dilakukan. Teori belajar dibagi menjadi banyak jenis, di bawah ini adalah beberapa diantaranya.
Teori-teori Belajar yang Harus Anda Ketahui
1. Teori Kognitif
Teori-teori belajar pertama yang tidak boleh sampai terlewatkan adalah teori kognitif. Teori ini banyak diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Bagi Anda yang belum tahu, teori kognitif merupakan teori yang lebih mengutamakan proses belajar dibandingkan dengan hasil belajarnya. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa belajar bukan hanya mengaitkan hubungan antara respon dan stimulus tapi juga harus menyelaraskannya dengan tingkah laku individu. Tingkah laku dalam teori kognitif ditentukan oleh pemahaman serta persepsi seseorang terkait dengan situasi belajar. Tak hanya itu, teori kognitif juga fokus pada proses pembelajaran secara internal. Dimana proses ini meliputi emosi, ingatan, aspek kejiwaan, pengolahan informasi, dan lain sebagainya. Teori kognitif menjelaskan bahwa belajar adalah kegiatan yang sangat melibatkan proses analisis dan berpikir yang kompleks. Teori kognitif juga sering dikenal dengan model perseptual. Sebab tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan persepsi tentang tujuan belajarnya.
2. Teori Behavioristik
Selanjutnya adalah teori Behavioristik yang menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan individu terkait dengan tingkah laku karena interaksi antara respon dan stimulus. Teori ini menjelaskan bahwa belajar dapat memberikan perubahan kepada siswa atau peserta didik untuk bertingkah laku menggunakan cara yang baru. Cara tersebut didapatkan dari interaksi antara respon dan stimulus. Pada dasarnya, hal yang paling utama dalam teori ini adalah masukan (stimulus) dan keluaran (output). Guru memberikan stimulus atau masukan dan siswa memberikan respon. Teori-teori belajar ini sangat mengutamakan pengukuran karena berkaitan erat dengan perubahan tingkah laku individu.
Tak hanya itu, faktor penguatan juga sangat mempengaruhi teori ini. Penguatan merupakan kegiatan atau konsep apa saja yang bisa memperkuat adanya respon. Jika penguatan ini dikombinasikan dengan stimulus maka respon yang diberikan oleh peserta didik juga akan semakin tinggi. Behavioristik sebenarnya diambil dari salah satu aliran psikologi yakni Behaviorisme yang melihat individu hanya dari aspek jasmaniah, bukan aspek-aspek mental. Maksudnya adalah behaviorisme tidak mengakui keberadaan bakat, minat, kecerdasan, bakat, ataupun perasaan individu saat melakukan pembelajaran.
3. Teori Humanistik
Teori-teori belajar selanjutnya adalah teori Humanistik yang menjelaskan bahwa proses belajar harus lebih mengutamakan bagaimana caranya memanusiakan individu itu sendiri. Maka dari itu, tak heran jika teori belajar ini cenderung lebih dekat dengan bidang kepribadian, filsafat, dan psikologi belajar. Teori humanistik ini begitu mengutamakan isi yang dipelajari dibandingkan dengan proses belajar. Karena konsep yang dibicarakan biasanya adalah konsep pendidikan dalam mewujudkan cita-cita manusia. Dalam teori ini, pengalaman emosional dan motivasi sangatlah berpengaruh dalam kegiatan belajar. Teori humanistik berpikir bahwa teori belajar bisa dimanfaatkan oleh siapa saja asalkan tujuannya adalah memanusiakan manusia itu sendiri sehingga bisa mencapai pemahaman diri, realisasi diri dan aktualisasi diri agar bisa belajar secara maksimal.
4. Teori Konstruktivistik
Dalam teori-teori belajar, teori Konstruktivistik tidak boleh sampai terlewatkan. Pasalnya teori ini lebih menekankan pada metode pembelajaran yang berkaitan dengan kebebasan seseorang untuk menggali pemahaman dan pengetahuannya dalam mengkonstruksi kegiatan belajar. Jadi teori ini lebih membebaskan siswa agar bisa aktif untuk belajar menemukan kompetensi diri, teknologi serta pengetahuan yang dapat mengembangkan potensi dirinya sendiri. Pada teori konstruktivistik, proses pembelajarannya juga memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mengemukakan dan mengutarakan gagasan serta pendapatnya dengan bahasa dan pemikiran sendiri. Tujuannya adalah agar siswa bisa imajinatif dan kreatif dalam memahami apa yang dimaksudkan dalam kegiatan belajar. Kesempatan tersebut juga dapat meningkatkan keberanian dan motivasi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar.
5. Teori Sibernetik
Teori sibernetik adalah teori-teori belajar yang cenderung baru. Teori ini membahas tentang belajar yang merupakan proses mengolah informasi. Dari teori ini, diketahui bahwa proses belajar adalah hal yang sangat penting. Tapi yang paling utama adalah sistem informasi seperti apa yang akan diberikan kepada siswa untuk dipelajari dan dianalisis. Teori Sibernetik berkaitan tentang seberapa pentingnya sistem informasi dalam menemukan cara belajar.
6. Teori Gestalt
Teori-teori belajar selanjutnya adalah teori Gestalt. Teori yang dalam bahasa Jerman artinya konfigurasi atau “bentuk” ini memandang belajar sebagai peristiwa tertentu yang terorganisir secara keseluruhan. Belajar juga merupakan perilaku yang membedakan antar individu. Perilaku ini terarah dan menuju ke satu tujuan.
7. Teori Pembelajaran Sosial
Teori pembelajaran sosial sangat berkaitan dengan prinsip perilaku. Perilaku dibagi menjadi dua yakni perilaku yang dapat memberikan manfaat dengan perilaku yang dapat menghasilkan hukuman. Maka dari itu, sangat penting bagi pengajar untuk memberikan pembelajaran sosial kepada peserta didik. Dilain sisi, teori perilaku ini juga lebih mementingkan seberapa fokus siswa dalam mengerjakan pekerjaan sekolah atau tugasnya agar bisa memperoleh hasil yang maksimal.
8. Teori Kecerdasan Ganda
Teori-teori belajar yang harus Anda pahami selanjutnya adalah teori kecerdasan ganda. Setiap orang memiliki kecerdasannya masing-masing. Kecerdasan merupakan kemampuan individu untuk memecahkan masalah, menemukan solusi atau menghasilkan sesuatu yang diperlukan dirinya atau orang lain. Seseorang dianggap cerdas apabila dirinya bisa menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi serta mampu menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang berguna atau berharga. Teori kecerdasan ganda menjelaskan bahwa kecerdasan manusia tidak hanya ada satu macam, melainkan banyak macam yang kemudian dikombinasikan menjadi satu kesatuan yang terpadu dan utuh. Kecerdasan manusia diantaranya adalah kecerdasan visual, verbal, logika, tubuh, interpersonal, musikal, naturalis, spiritual, dan lain sebagainya.
Dengan adanya ulasan di atas, kini Anda sudah memahami apa saja teori-teori belajar bukan? Demikian ulasan kali ini, semoga bermanfaat.
0 Response to "Teori-teori Belajar dan Pengertiannya"
Post a Comment