Penjelasan Lengkap Guru Pembelajar Daring

Penjelasan Lengkap Guru Pembelajar Daring

Guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru, pemerintah selalu melakukan segala upaya guna mewujudkan impian tersebut. Seperti yang Anda tahu, jika seorang guru kompeten maka akan memberikan pengaruh positif dalam setiap proses pembelajarannya. Sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak positif pada peserta didik yang diajar oleh guru yang bersangkutan. Hal inilah yang membuat pemerintah melalui Dirjen GTK melakukan model pembelajaran guru demi meningkatkan kompetensi guru. Salah satu mode guru yang cukup sering didengar adalah guru pembelajar daring. Meski demikian, tidak semua orang memahami apa makna dari guru mode pembelajar daring.

Apa Sebenarnya Makna dari Guru Pembelajar Daring?

Guru pembelajar daring merupakan guru yang memiliki nilai antara 55 – 70 pada saat ujian UKG. Tidak hanya itu, beberapa guru yang masuk dalam kategori guru pembelajar model daring adalah guru yang memenuhi atau masuk dalam  5 – 7 kelompok kompetensi pada saat ujian kompetensi guru dan bisa dilihat secara langsung dari hasil raport yang diterima setelah ujian kompetensi tersebut. Bagi para guru yang memiliki nilai 76 – 100 pada saat penilaian UKG namun tidak bisa ikut serta dalam diklat instruktur nasional karena kuota peserta sudah penuh juga diharuskan untuk mengikuti pembelajaran daring guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

Sebelum melaksanakan program guru pembelajar daring, pihak pemerintah melalui Dirjen GTK ini sudah mempertimbangkan banyak hal, diantaranya seperti:

  1. Peta kompetensi guru yang sebelumnya sudah melakukan Ujian Kompetensi Guru
  2. Ketersediaan jaringan internet di tempat guru yang bersangkutan
  3. Banyaknya jumlah guru yang mengikuti program pembelajaran daring
  4. Distribusi guru yang ada di Indonesia serta bagaimana penyebarannya
  5. Bagaimana kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan TIK atau Teknologi Informasi dan Komunikasi
  6. Efisiensi biaya dan pembelajaran yang fleksibel
  7. Beberapa poin dalam sebuah mata pelajaran yang sulit disampaikan jika hanya menggunakan sistem daring contohnya adalah pembelajaran vokasi.

Sebenarnya dengan adanya program guru pembelajar daring, guru diberikan waktu yang lebih leluasa dalam belajar. Para guru yang menjadi peserta nantinya dapat belajar mengenai mata pelajaran dimana pun dan kapan pun. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri karena guru tidak perlu mengikuti kelas secara langsung dan rutin setiap minggunya, dan pastinya tidak perlu meninggalkan kewajiban mengajar mereka sebagai guru. Peserta dari model daring tidak harus bertatap muka secara langsung dengan tutor mereka layaknya seperti pada saat pelatihan. Meski ada juga beberapa pertemuan yang harus dilakukan secara langsung atau harus bertatap muka dengan langsung dengan tutor yang bersangkutan.

Umumnya pada saat program daring berlangsung, peserta atau guru yang ikut dalam pembelajar daring bisa melakukan komunikasi dengan para pengampu atau mentor melalui telepon, video call, chat, dan lain sebagainya. Secara umum, ada dua model yang sering diterapkan pada guru pembelajar model daring, yakni:

1. Model pembelajar daring 1
Pada model guru pembelajar yang satu ini, baik guru yang bersangkutan dan juga mentor yang ditunjuk memanfaatkan secara penuh semua sarana dan prasaran TIK. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung, peserta secara penuh bisa mengakses semua bahan ajar, berdiskusi, tugas atau latihan, atau hanya sekadar sharing antar sesama peserta. Dalam model yang satu ini, mentor memiliki kekuasaan penuh baik itu dalam mengatur semua proses pembelajaran, pembimbingan serta memfasilitasi setiap kegiatan daring berlangsung.

2. Model pembelajar daring 2
Berbeda dengan model pembelajar daring 1, pada model pembelajar daring 2 lebih mengikutsertakan peran aktif baik itu dari pihak monitor dan juga dari pihak peserta. Semua pihak yang terlibat secara aktif dalam proses pembelajar daring. Pada model ini, ada beberapa interaksi yang terjadi antara lain interaksi antar pengampu dengan mentor, interaksi mentor dengan peserta dan interaksi antar pengampu dengan peserta.

Dengan adanya dua model guru pembelajar daring tersebut, baik mentor, pengampu, serta peserta diharapkan mampu menyesuaikan kiranya model mana yang sesuai dan mana yang tidak. Pemilihan guru pembelajar model daring tentunya harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan disesuaikan dengan kemampuan mentor juga peserta daring.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penjelasan Lengkap Guru Pembelajar Daring"

Post a Comment